πΎππ ππΆπππ
πππ
πππππΉπ
πΎππ ππΆπΉππΆ
ππΆππππ
ππΆπππΆ
πππ ππππ π½πΆππΉπΆππΆππΎ
(Ki Hajar Dewnatara)
Sebagai seorang guru adalah menjadi
kewajiban baginya untuk menjadi teladan dimanapun ia berada sehingga setiap
saat masyarakat bisa meminta pendapat
dan dorongan serta bimbingannya.
Setiap saat akan dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
baik itu terkait dengan Pendidikan maupun persoalan social lainnya yang
terkadang membutuhkan pendapat dan dukungannya. Karenanya bagi seorang pendidik
maka memahami filosofi Pratap Triloka akan mempengaruhi bagaimana ia mengambil
sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pemebelajaran. Menjadi teladan memang
bukanlah sesuatu yang mudah memang, tetapi perlu untuk memulai dan membiasakan untuk
menanamkan nilai-nilai positif yang lahir dari karakter (pembiasaan
keseharian). Bagaimana menumbuhkan social emosional pada diri sehingga mampu
memahami apa yang menjadi persoalan yang dihadapi sehingga dengan baik.
ketika menghadapi situasi dilema etika,akan terdaoat nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan. secara umum terdapat empat paradigma dilema etika yakni :
(a) Individu lawan masyarakat ( individual vs community)
(b) rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice vs mercy)
(c) Kebenaran lawan kasetiaan (Truth vs Loyalty)
(d) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
coaching menjadi salah satu sarana untuk mengetahui atau mengidentifikasi sebuah persoalan sehingga akan sangat membantu dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. apakah pengambilan keputusan tersebut telha efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut hal ini tentunya bisa dibantu dengan ativitas coaching. pada aktivitas coaching ini kita akan sangat efektif dalam melakukan pengambilan dan pengujian keputusan melalui 9 langkah yakni :
1. mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini
2. menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
4. pengujian benar atau salah: uji legal, uji regulasi/stadar profesional, uji intusi, uji halaman depan koran, uji panutan/idola.
5. pengujian paradigma benar lawan benar
6. melakukan prinsip resolusi
7. investigasi opsi trilema
8. buat keputusan
9. lihat lagi keputusan dan refleksikan
pada identifikasi masalah inilah akan menentukan apakah kasus tersebut adalah masalah moral atau etika yang tentu saja jangan sampai keputusan yang kita ambil bertentangan dengan nilai-nilai yangdianut seorang pendidik. karena nilai-nilai atau prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil sebuah keputusan.
Pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan ang positif, kondusif aman dan nyaman, sehingga terdapat 3 prisip yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan penuh tantangan , yang dihadapi saat ini (kidder,2009, hal.144). ketiga prinsip tersebut adalah :(a) Berfikir baerbasis Hasil akhir (end_based Thingking)
(b) berfikir Berbasis Peraturan ( Rule- Based Thingking)
(c) Berfikir Berbasis Rasa Peduli ( Care-Based Thingking)
ketiga prinsip inilah yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan dan tentunya setiap keputusan yang dibuat oleh pendidik mengarahkan pada kebutuhan murid. sehingga tercipta lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman bagi siswa.
kesulitan-kesulitan yang sulit dijalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah ketika kasus tersebut dihadapkan pada saat kita harus memilih peraturan dan rasa peduli. sehingga tidak mudah melakukan perubahan di slingkungan kita, terlebih lagi bila setiap keputusan yang diambil tidak mendapatkan dukungan ataukah justru mendapatkan penolakan dari rekan sejawat.
Setiap keputusan yang diambil adalah berfokus pada kebutuhan murid-murid, bagaimana menciptakan susasana yang nyaman, dan aman bagi siswa dalam menerapkan merdeka belajar. apapun persoalan dilema etika yang dihadapi, sebagai seorang pendidik adalah mengutamakan keputusan pada kebaikan murid-murid. sehingga setiap keputusan yang dibuat akan mengembangkan budaya dan karakter pelajar pancasila pada murid-murid serta menciptakan budaya positif.
Dari pemahaman pengambilan seorang pemimpin pembelajaran, setiap keputusan-keputusna yang dibuatnya, selalu mengarahkan ia pada penengambangan pembelajaran sehingga yang ada adalah murid-murid senantiasa berkembang dengan potensi yang dimilikinya. keputusan ini penting karena sebagai pemimpin pembelajaran ia akan menjadi center yang akan menggerakkan komunitas pendidikan yang ada disekitarnya untuk lebih baik lagi seperti matahari menggerakkan planet-planet. dan semua itu tidak hadir dengan sendirinya tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang kebijakan-kebijakan nilai moral dan budaya positif yang memerdekan murid dalam pembelajaran.